Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Use Charcoal Briquettes for Cheap and Non-Toxic Odor Removal

Gambar
Grilling season might be coming to a close but don't put the charcoal away yet. Charcoal is a cheap and non-toxic deodorizer you can use anywhere in your home. Photo by  Gregory Moine . Household design and tips blog Apartment Therapy highlights the odor-banishing power of charcoal:  As for how to distribute them, you can simply lay a few out in a metal tray. Other options: sew pouches for them or use an old sock, then hang them in inconspicuous areas. Line a basket with foil or plastic and lay the briquettes inside. Or simply set them out on a tray on a shelf or side table: the black little pillows actually look kind of cool!  Be sure to get natural briquettes without mesquite or easy-light additives. The upside to buying additive-free charcoal is that it's usually cheaper than fancy BBQ charcoal so you can stock up on it and place it liberally. Have a trick of your own for dealing with odors in a kid and pet-friendly way? Let's hear about it in the comments.

Manfaatkan Arang Tempurung, Mampu Hasilkan Miliran Rupiah

Gambar
JAKARTA, NNC  – Peneliti Balai Penelitian Tanah Neneng Laela Nurida mengatakan, Balai Penelitian Tanah mencatat pertanian Indonesia setiap tahun menghasilkan sekitar 25,4 juta ton limbah, yang terdiri dari tempurung kelapa, sekam padi, kulit buah kakao, tempurung kelapa sawit, tongkol jagung, dan batang singkong. Neneng menambahkan pemberian biochar di lahan dapat dengan cara disebar, dilarik (jalur tanaman) secara merata, dan dibenam ke lubang tanam. Menurut dia, aplikasi dengan cara disebar dilakukan dengan membenamkan biochar bersamaan dengan pengolahan tanah terakhir.  Jika diaplikasikan secara larikan di jalur lubang tanam, biochar ditutup dengan tanah sebelum dilakukan penanaman. "Aplikasi dengan cara disebar lebih praktis, namun risiko terangkut aliran air pada saat hujan lebih tinggi dibandingkan dengan cara larik atau pada lubang tanam. Aplikasi secara larikan atau pada lubang tanam membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak," tutur Neneng, dalam siaran pers

Logging ban fuels demand for water firm’s briquettes

Gambar
The temporary ban on logging have been a boon for the Nakuru Water and Sanitation Services Company (Nawassco). Its briquettes business is now roaring more than before as households seek alternative sources of fuel. The business that kicked off a year ago involves making the fuel from human waste tapped from the sewerage system. Nawassco Site Manager John Irungu says they produce two tonnes of the fuel monthly which is way below the current demand of about five tonnes. “We sell the briquettes at Sh30 per kilogramme and the demand has gone high in the past few weeks from across the country,” says Mr Irungu. Initially, he says one of the by-products needed was the sawdust which is used as a biomass. However lack of sawdust forced them to use alternative biomass which include coffee husks, macadamia shells, wheat husks, water hyacinth, coconut husks and pineapple leaves and rice husks. “Through our experiments, we have also found bagasse suitable for the purpos

Meningkatkan Produktifitas Rakyat Indonesia Dengan Cara Mengolah Kelapa di Dalam Negeri Terlebih Dahulu

Gambar
Puluhan tahun, bahkan mungkin ratusan tahun, kita mengekspor  sumber daya alam  Indonesia. Selama itu pula, kita bangga mengekspor  sumber daya alam  Indonesia. Indonesia adalah eksportir. Indonesia adalah negara kaya raya dengan sumber daya alam. Indonesia bisa mengekspor banyak sekali sumber mineral dan komoditi, yang mungki tidak ada di negara lain. Yuk, kita ekspor Indonesia. Mungkin begitu slogannya. Sayang, kita lupa dan terlena. Negara asing lah justru yang berpesta berkat kebijakan ekspor Indonesia, terutama sejak rezim orde baru berkuasa. Bahan bahan mentah yang luar biasa banyak, dengan kandungan amat berharga, beralih tempat dari Indonesia ke negara lain, dengan harga seadanya. Padahal bahan bahan itu, jika diolah nilainya bisa berkali lipat, puluhan kali lipat, bahkan ratusan kali lipat. Selama puluhan tahun, kita terlena. Negara asing jauh lebih pintar dan menikmati keuntungan besar. Mereka lebih pintar lagi karena ternyata, bahan bahan mentah itu diolah me