Mencetak Keuntungan dalam pengolahan kelapa

Banyak manfaat yang telah diambil dari pohon kelapa, mulai
makanan, minuman, sumber energi, minyak goreng, aneka kerajinan sampai untuk
perkakas rumah tangga. Buahnya mulai kelapa muda sampai kelapa tua, daunnya
mulai daun yang masih muda maupun tua, batangnya dan mancungnya, dan hampir
semua bagian dari pohon kelapa telah mampu dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan masyarakat.
Tercatat, terdapat 95 kabupaten di Indonesia yang
menghasilkan kelapa dengan luas kebun kelapa masing-masing lebih dari 10 ribu
hektar. Petani kelapa di Indonesia mencapai 2 juta orang dengan komposisi
98,93% adalah petani kecil. Sementara, Indonesia memiliki sekitar 3,5 juta
hektar kelapa.
Namun, kelapa masih menjadi salah satu asset (kekayaan)
bangsa Indonesia yang sampai sekarang ini belum dilihat secara serius, disikapi
secara sistematis dan berkelanjutan.
Hanya segelintir orang yang sadar dan mulai mencetak
keuntungan dalam pengolahan kelapa. Salah satunya dalam pembuatan briket dari
tempurung kelapa. Walaupun, pasarnya terus berkembang menembus pasar ekspor. Potensinya
juga cukup besar karena bobot tempurung
mencapai 12 % dari bobot buah kelapa. Tetapi, masih belum berkembang
secara komersial.
produk ini dihasilkan lewat proses pembakaran tempurung
kelapa. Briket banyak dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar, baik dalam
industri skala besar maupun usaha seperti restoran (barbeque). Di Timur Tengah,
briket banyak dipakai untuk shisa.
Briket arang dari tempurung kelapa, dengan proses pembuatan
yang sangat mudah. Dan bisa menjadi pengganti sumber energi seperti minyak dan
batu bara. Dan dinilai lebih ramah lingkungan karena karbon hasil pembakarannya
relative sedikit.
Sebagai bahan bakar, briket tempurung kelapa ini banyak
menjadi pilihan lantaran menghasilkan
panas lebih tinggi dibandingkan briket arang kayu biasa. Panas yang dihasilkan
juga bagus dan cepat merata, tak ada percikan yang menganggu seperti arang
biasa.
F. Rahardi, pengamat agribisnis, menuturkan, potensi briket
batok kelapa ini sangat besar. Jika dibandingkan briket batubara, pemakaian
briket arang kelapa lebih mudah. Briket arang kelapa lebih gampang menyala dan
mudah mati. “Briket batubara nyalanya susah. Kalau sudah menyala, panasnya luar
biasa. Briket itu lebih tepat untuk industri yang melakukan proses pemasakan
sepanjang hari.
“Permintaan briket arang tempurung kelapa ini sangat besar.
Tak hanya dari dalam negeri, permintaan juga datang dari luar negeri. Bahkan
permintaan terbesar justru datang dari luar negeri, seperti Jepang, Korea
hingga Timur Tengah. Kondisi ini juga
berkaitan dengan tren dunia untuk memakai sumber-sumber energi yang ramah
lingkungan. Briket arang kelapa yang berasal dari sumber daya alam yang bisa
diperbarui pun dianggap lebih ramah ketimbang briket dari batubara,” jelas Rahardi.
Komentar
Posting Komentar